ASMAT
Kabupaten ASMAT
Profil
Nama Resmi : Kabupaten
Asmat
Ibukota : Agats
Provinsi : PAPUA
Batas Wilayah:
Utara : Kab.
Jayawijaya dan Yahukimo
Selatan : Kab. Boven Digoel
dan Kab. Mappi
Barat : Kab.Mappi dan Laut
Arafuru.
Timur : laut Arafuru
dan Kab. Mimika
Luas Wilayah : 31.983,69 Km2
Jumlah Penduduk : 95.393
Jiwa
Wilayah Administrasi : Kecamatan:
7 Kelurahan: -, Desa: 139
(Permendagri No.66
Tahun 2011)
SEJARAH KABUPATEN ASMAT
Sejarah / Asal Mula Suku Asmat
Sejarah proses penemuan daerah Asmat
Nama Asmat sudah dikenal dunia sejak
tahun 1904. Tercatat pada tahun 1770sebuah kapal yang dinahkodai James Cook
mendarat di sebuh teluk di daerahAsmat. Tiba-tiba muncul puluhan perahu lesung
panjang didayungi ratusan laki-laki berkulit gelap dengan wajah dan
tubuh yang diolesi warna-warna merah,hitam, dan putih. Mereka ini
menyerang dan berhasil melukai serta membunuh beberapa anak buah
James Cook. Berabad-abad kemudian pada tepatnyatanggal 10 Oktober 1904, Kapal SS
Flamingo mendarat di suatu teluk di pesisir barat daya Irian jaya.
Terulang peristiwa yang dialami oleh James Cook dananak buahnya pada saat
dahulu. Mereka didatangi oleh ratusan pendayung perahu lesung panjang
berkulit gelap tersebut. Namun, kali ini tidak terjadikontak berdarah.
Sebaliknya terjadi komunikasi yang menyenangkan di antarakedua pihak. Dengan
menggunakan bahasa isyarat, mereka berhasil melakukan pertukaran
barang.Kejadian ini yang membuka jalan adanya penyelidikan selanjutnya di
daerahAsmat. Sejak itu, orang mulai berdatangan ke daerah yang kemudian
dikenaldengan daerah Asmat itu. Ekspedisi-ekspedisi yang pernah dilakukan di
daerahini antara lain ekspedisi yang dilakukan oleh seseorang berkebangsaan
Belanda bernama Hendrik A. Lorentz pada tahun 1907 hingga 1909.
Kemudianekspedisi Inggris dipimpin oleh A.F.R Wollaston pada tahun 1912 sampai
1913.Suku Asmat yang seminomad itu mengembara sampai jauh keluar daerahnyadan
menimbulkan peperangan dengan penduduk daerah yang didatanginya.
Untuk mengatasi kekacauan yang sering terjadi
tersebut, Pemerintah Belanda pada waktu itu, melancarkan usaha-usaha dalam
rangka mengurangi peperangandan memulihkan ketertiban. Pada tahun 1938,
didirikan suatu pos pemerintahanyang berlokasi di Agats. Namun terpaksa ditinggalkan
ketika pecah perangdengan Jepang pada tahun 1942. Selama perang itu
berlangsung, hubungandenga orang-orang Asmat tidak terjalin. Hubungan tetap
dengan masyarakatAsmat terjalin kembali dengan didirikannya suatu pos polisi
pada tahun 1953. Mei 1963, daerah Irian Jaya resmi masuk menjadi wilayah
kekuasaan Republik Indonesia. Sejak saat itu pula, Pemerintah Indonesia
melaksanakan usaha-usaha pembangunan di Irian Jaya termasuk daerah Asmat.
Suku Asmat yang tersebar di pedalaman hutan-hutan dikumpulkan dan
ditempatkan di perkampungan- perkampungan yang mudah dijangkau. Biasanya
kampung-kampung tersebutdidirikan di dekat pantai atau sepanjang tepi sungai.
Dengan demikianhubungan langsung dengan Suku Asmat dapat berlangsung dengan
baik.Dewasa ini, sekolah-sekolah, PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat)
danrumah-rumah ibadah telah banyak juga didirikan peemrintah dalam
rangkamenunjang pembangunan daerah dan masayarakat Asmat.
Asal orang Asmat
tercipta
Dari bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Pastor
Zegwaard, seorang misionarisKatolik berbangsa Belanda, orang-orang Asmat
mempercayai bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta). Konon,
Fumeripits terdampar di pantaidalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri.
Namun nyawanya diselamatkan oleh sekolompok burung sehingga ia kembali pulih.
Kemudian ia hidupsendirian di sebeuah daerah yang baru. Karena kesepian, ia
membangun sebuahrumah panjang yang diisi dengan patung-patung dari
kayu hasil ukirannyasendiri. Namun ia masih merasa kesepian, kemudian ia
membuat sebuah tifayang ditabuhnya setiap hari.
Tiba-tiba, bergeraklah patung-patung
kayu yang sudah dibuatnya tersebut mengikuti irama tifa yang dimainkan. Sungguh
ajaib, patung-patung itu punkemudian berubah menjadi wujud manusia yang hidup.
Mereka menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaku agak terbuka
dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.
Semenjak itu, Fumeripits terus mengembara dan
di setiap daerah yangdisinggahinya, ia membangun rumah panjang
dan menciptakan manusia-manusia baru yang kemudian menjadi orang-orang
Asmat seperti saat ini.
Bahasa
Bahasa-bahasa yang digunakan orang Asmat
termasuk kelompok bahasa yangoleh para ahli linguistik disebut sebagai Language
of the Southern Division, bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa
ini pernah dipelajari dandigolongkan oleh C.L Voorhoeve (1965) menjadi filum
bahasa-bahasa Irian(Papua) Non-Melanesia.
ARTI LOGO
Asmat memang sudah dikenal dunia.
Seni pahatan dan ukir-ukiran kayunya yang khas telah mengangkat nama Asmat.
Masyarakat Asmat secara turun temurun memang menekuni seni yang dulunya
digunakan sebagai pelengkap upacara saja.Berbeda dengan penduduk Papua
pedalaman yang makanan utamanya umbi umbian, makanan pokok orang asmat adalah
sagu. Sagu memang banyak tersebar di hutan di daerah ini. Ketergantungan suku
asmat pada hutan terlihat dari kehidupan sehari-harinya yang memang menggunakan
bahan-bahan dari hutan, seperti sagu, kayu besi untuk bahan bangunan, perahu,
dan media memahat. Sebenarnya, hutan yang ada tidak sekedar menghasilkan kayu
semata, tetapi juga menghasilkan hasil hutan non kayu seperti gaharu, kemiri,
damar dan rotan.
Comments
Post a Comment